BANDUNG, Telkom University - Cita-cita Indonesia menghasilkan SDM yang unggul untuk Indonesia pada tahun 2045 tentunya perlu dipersiapkan sejak dini. Namun, sejauh ini berdasarkan data Riskesdas 2018, 18 provinsi di Indonesia memiliki angka infeksi antara 30-40% yang cukup tinggi, termasuk Jawa Barat, 29,9% atau 2,7 juta balita dengan gizi buruk yang stunting.
Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), stunting adalah gangguan perkembangan pada anak yang disebabkan oleh gizi buruk, infeksi berulang dan simulasi psikososial yang tidak memadai.
Untuk mengatasi masalah tersebut, untuk mencegah stunting di Kabupaten Bandung, Telkom University telah berhasil menciptakan inovasi EGCMS (Electronic Growth Chart Tracking System) dengan tujuan untuk mempercepat strategi Strategi Nasional penanggulangan gizi buruk dan stunting. pada Posyandu di wilayah Kabupaten Bandung.
Inovasi karya Telkom University dari lintas bidang keilmuan yakni Teknik Elektro, Instrumentasi Biomedis serta Desain Industri berkolaborasi untuk menghasilkan sebuah produk teknologi tepat guna (TTG) berupa sistem alat ukur dan monitoring tumbuh kembang anak bayi dan balita.
Sistem yang dibangun oleh Telkom University ini telah dikembangkan sejak tahun 2020, dimana sistem ini dibuat awalnya untuk membantu kader posyandu dalam mengetahui tumbuh kembang bayi dan balita pada saat pelaksanaan kegiatan Posyandu oleh tim intinya, yaitu Husneni Mukhtar, Ph.D., Dien Rahmawati, M.T., dan Dr.Eng. Willy Anugrah Cahyadi.
Ditemui di Telkom University, Selasa (19/7), Ketua tim program Husneni Mukhtar, Ph.D., selaku dosen Fakultas Teknik Elektro Telkom University, menyampaikan bahwa, sistem yang diusung oleh tim Telkom University pada Program Matching Fund (MF) skema Kedai Reka tahun 2021 ini diberi nama “e-Growth Chart Monitoring System” atau EGCMS v.2.0 dimana sistem ini dapat memudahkan kader posyandu dalam melakukan pengukuran berat badan dan tinggi badan (TB dan BB) dalam sekali ukur saja, dan otomatis sistem akan memberikan hasil kategori TB/BB nya berdasarkan chart tumbuh kembang bayi dan balita.
“Implementasi EGCMS v.2.0 pada Program MF Kedaireka 2021 bekerja sama dengan mitra industri PT. Pelita Inspirasi, dimana PT ini sudah memiliki track record sebagai produsen pembuat sistem penimbangan untuk bayi dan balita. Sebanyak 36 desa di Kab Bandung telah menerima alat ini dan penyuluhan dibantu oleh dosen dari Fakultas Ilmu Keperawatan UNPAD bidang kesehatan komunitas/ masyarakat” Ucapnya.