BANDUNG, Telkom University – Perusahaan terkenal yang kita kenal sebagai Facebook memutuskan untuk mengubah namanya menjadi Meta Platforms Inc, atau disingkat Meta. Hal ini tentu dilakukan oleh Facebook karena bertujuan untuk menyerap ide-ide futuristik mengingat perkembangan teknologi saat ini berkembang pesat dan masyarakat sangat bergantung pada internet. Istilah Metaverse sendiri pertama kali dicetuskan oleh Neal Stephenson dalam novelnya tahun 1922. Metaverse adalah dunia virtual di mana pengguna dapat terhubung, berkomunikasi, bekerja, bermain, dan berdagang seperti yang mereka lakukan di dunia nyata. Pada prinsipnya, istilah metaverse belum didefinisikan secara pasti. Metaverse umumnya dipahami sebagai simulasi dunia nyata manusia, dibuat di dunia maya atau Internet.
Metaverse bekerja pada dasarnya sama seperti di dunia nyata. Metaverse memungkinkan pengguna untuk membuat avatar sesuai kebijaksanaan mereka. Avatar 3D adalah replika atau avatar animasi 3D. Avatar ini dapat digunakan sebagai representasi pengguna di Internet. Konsep Metaverse sendiri berasal dari kombinasi berbagai teknologi seperti virtual reality (VR) dan augmented reality (AR). Saat ini, satu-satunya perangkat yang diperlukan untuk memasuki metaverse adalah headset VR seperti Oculus. Selain menggunakan headset VR, pengguna juga membutuhkan akses internet dan tindakan pencegahan tambahan seperti: B. Koleksi khusus karya NFT. Namun, metaverse seperti Decentraland, Sandbox, dan Axie Infinity dapat diakses tanpa VR atau AR.
Mewujudkan dunia Metaverse tentu tidak realistis dan mudah. Mengembangkan program metaverse membutuhkan ketelitian dan kesabaran. Menurut CEO dan pendiri Facebook Mark Zuckerberg, butuh 10 hingga 15 tahun untuk membangun. Tentunya hal ini membutuhkan kerjasama antar perusahaan. Sejauh ini, bagaimanapun, eksperimen Metaverse telah dilakukan oleh Facebook untuk tujuan pekerjaan dan komunikasi. Salah satunya adalah ruang kantor berbasis VR bernama Horizon Workrooms. Ruang kantor virtual ini menyediakan ruang pertemuan virtual yang dapat digunakan sebagai wahana percakapan online tatap muka.
Aplikasi ini menggunakan headset VR Oculus Quest 2 Facebook. Cara kerjanya, peserta di ruang rapat virtual diwakili oleh avatar 3D. Pengguna juga dapat melakukan panggilan video yang nantinya ditampilkan di layar presentasi virtual.
Metaverse yang kini aktif di seluruh dunia tentu saja menarik perhatian berbagai kalangan. Fleksibel dalam artian tidak memiliki batasan usia dan bisa dimainkan dimana saja, Metaverse sendiri telah menyebabkan ledakan pengguna Metaverse. Perkembangan teknologi yang pesat dewasa ini menuntut kita para pengguna internet untuk memahami penemuan-penemuan baru yang nantinya dapat membantu umat manusia bertahan hidup.
